Wali mursyid juga Pewaris nabi

WALI MURSYID, PEMBIMBING JALAN RUHANI MENUJU ILAHI, PEWARIS TUGAS RASULULLAH SAW

Posted by sendy-master in Uncategorized


QS AL Kahfi 17 : “…Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang Wali Mursyd-pun (pembimbing agama) yang dapat memberi petunjuk kepadanya..”


Nawaitul arba’in..
Nawaitul ‘uzla
Nawaitul khalwat
Nawaitul i’tikaf
Nawaitul suluk
Nawaitur riadha lillahi ta’aala…


Apakah ada peradaban yang lebih baik dari Islam ?

Jawabannya : “Tidak !! “


Lalu apa kunci Rasulullah hingga mampu membangun suatu peradaban baru hanya dalam waktu 23 tahun.. ?


Kuncinya seperti tergambar dalam surat Al Baqarah : 151 :

Tugas Rasulullah SAW :
Kami telah mengutus kepadamu Rasul dari golonganmu untuk :


1. Membacakan ayat-ayatNya kepadamu (Tilawah)
2. Mensucikan kamu (Tazkiah)
3. Mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-Hikmah serta apa-apa yang belum kamu ketahui (Ta’lim).


Beliau menjalankan 3 tugas utama :


1. Tilawah, membacakan ayat-ayat Allah. Memperkenalkan kepada orang-orang tentang adanya petunjuk ‘langit’ dan meyakinkan mereka tentang kebenaran ayat-ayat ‘langit’ itu.


2. Tazkiyah, mensucikan jiwa pengikutnya. Tanpa kesucian jiwa maka makna ayat-ayat yang dibacakan tak akan terpahami dengan baik, tak juga ayat-ayat itu terasakan sebagai penggerak yang memotivasi seseorang untuk mengamalkannya.


3. Ta’lim, mengajarkan ketentuan-ketentuan Allah (hukum, kitab) juga tujuan dan manfaat dari ketentuan-ketentuan tersebut (hikmah) serta apa-apa yang belum diketahui umat.


Sekarang ini fungsi TILAWAH (membaca ayat2 Al Quran) telah banyak tergantikan oleh berbagai media. Kalau dulu hanya dibacakan oleh orang, sekarang ayat-ayat telah dibukukan, dikasetkan, diCD/VCD kan, di-digitalkan. Orang dapat mengaksesnya secara langsung. Untuk membacanyapun sudah banyak tersedia kursus-kursus yang dapat melatihkannya dengan berbagai metode yang sangat cepat.


Fungsi TA’LIM (mengajarkan)  masih berjalan terus, bahkan masih banyak ustadz yang memimpin majelis-majelis Ta’lim, baik langsung maupun menggunakan fasilitas distance learning melalui radio, tv dan internet.


Yang jadi masalah adalah fungsi TAZKIYAH (mensucikan). Rasulullah SAW mentazkiyah qalbu dan jiwa para sahabat sebelum menta’lim mereka, jadi para sahabat jiwa dan qolbunya dibersihkan / disucikan terlebih dahulu baru kemudian diberi ajaran kebenaran.. Jiwa sahabat sudah tersucikan lebih dahulu sebelum mendapatkan Ta’lim.


Pertanyaannya adalah : siapa yang mentazkiyah diri kita saat ini ?


Untuk Tilawah kita dapat mempergunakan berbagai multi media ayat yang banyak tersebar dengan harga murah.


Untuk Ta’lim, kita dapat mendatangi majlis ta’lim,halaqah, liqa’ dan ma’bit; menjumpai para ustadz dan murabbi., Tapi semua itu kita lakukan dengan qalbu yang kotor karena tidak mengalami Tazkiyah terlebih dahulu.


Adakah para ustadz atau kyai itu dapat mentazkiyah kita ?


Apakah para murabbi kita juga telah tersucikan jiwanya sehingga mampu mentazkiyah kita?


Kadang kita katakan, tak perlu tazkiyah secara formal, lakukan saja ibadah dengan ikhlas dan tekun , nanti jiwa akan tertazkiyah sendiri. Betulkah? Bagaimana kita dapat ikhlas kalau belum tazkiyah. Bagaimana akan termotivasi dan tekun beribadah, kalau masih ada kotoran-kotoran jiwa ? Jadi berputar-putar.. Untuk tazkiyah perlu ibadah, tapi untuk ikhlas dan tekun beribadah diperlukan tazkiyah lebih dahulu…


Mungkin banyak yg berpendapat tak perlu ada Tazkiyah secara formal, juga tak perlu ada orang yang mentazkiyah kita, itu semua karena kita belum mengetahui pentingnya dua hal itu.


Tapi harus kita ketahui bahwa Rasulullah SAW mendapat Tilawah, Tazkiyah dan Ta’lim dari malaikat Jibril, Beliau tidak langsung mendapatkannya dari Allah SWT, akan tetapi lewat perantaranya yaitu malaikat Jibril. Para sahabat mendapatkannya dari Rasululoh SAW. Para tabi’in dari para sahabat.. begitu seterusnya, Tapi lagi-lagi, siapa yang mentazkiyah kita saat ini ?


Kadang kita terlalu arogan dengan mengatakan tak perlu tazkiyah dari orang yang mentazkiyah, karena hubungan kita dengan Allah SWT bersifat langsung dan individual, tak memerlukan perantara. Tapi betulkah kita, dengan segala kekotoran kita dapat terhubung langsung dengan Allah? Bukankah rasulullah SAW sebelum mikraj pun di Tazkiyah dulu qalbunya oleh Jibril ?


Masukilah rumah lewat pintunya. Pelajarilah agama melalui sumbernya. Seraplah cahaya Ilahiah melalui salurannya.


Kesimpulannya mendapatkan seorang Wali Mursyid itu adalah perlu dan wajib sesuai dengan Al Quran surat Al Kahfi ayat 17 diatas, kita tidak akan pandai tanpa guru (bukankah siapa yang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan). Jiwa takkan terbersihkan tanpa ada yang mentazkiyahnya.


Tentu jangan jadikan sembarang orang kita jadikan mursyid. Bagaimana ia akan mentazkiyah diri kita kalau diapun belum tersucikan jiwanya. Carilah murid yang berkualifikasi wali. Bukan wali murid, atau wali nikah, akan tetapi Wali Allah.

0 Response to "Wali mursyid juga Pewaris nabi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel




Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel